Kamis, 04 November 2010

SEBUAH KESALAHAN BESAR YANG MENYATAKAN BAHWA ASAL-USUL SUKU KOMERING MASIH ADA HUBUNGANNYA DENGAN SUKU BATAK DI SUMATERA UTARA.

by Pulau Gemantung on Sunday, July 4, 2010 at 9:42am
 
Suku Komering adalah satu klan dari Suku Lampung yang berasal dari Kepaksian Sekala Brak yang telah lama bermigrasi ke dataran Sumatera Selatan pada sekitar abad ke-7 dan telah menjadi beberapa Kebuayan atau Marga. Nama Komering diambil dari nama Way atau Sungai di dataran Sumatera Selatan yang menandai daerah kekuasaan Komering.

Sebagaimana juga ditulis Zawawi Kamil (Menggali Babad & Sedjarah Lampung) disebutkan dalam sajak dialek Komering: "Adat lembaga sai ti pakaisa buasal jak Belasa Kapampang, sajaman rik Tanoh Pagaruyung pemerintah Bunda Kandung, cakak di Gunung Pesagi rogoh di Sekala Berak, sangon kok turun-temurun jak ninik puyang paija, cambai urai ti usung dilom adat pusako". Terjemahannya berarti "Adat Lembaga yang digunakan ini berasal dari Belasa Kepampang (Nangka Bercabang), sezaman dengan Ranah Pagaruyung pemerintah Bundo Kandung di Minang Kabau, Naik di Gunung Pesagi turun di Sekala Brak, Memang sudah turun temurun dari nenek moyang dahulu, Sirih pinang dibawa di dalam adat pusaka, Kalau tidak pandai tata tertib tanda tidak berbangsa".

Suku Komering terbagi beberapa marga, di antaranya Marga Paku Sengkunyit, Marga Sosoh Buay Rayap, Marga Buay Pemuka Peliyung, Marga Buay Madang, Marga Semendawai (OKU) dan Marga Bengkulah (OKI). Di Wilayah budaya Komering merupakan wilayah yang paling luas jika dibandingkan dengan wilayah budaya suku-suku lainnya di Sumatra Selatan.

Sejak abad pertengahan, Suku Komering, sama halnya dengan rumpun Melayu lainnya, menerima Islam sebagai sebuah agama dan kepercayaan. Kedatangan Islam itu melahirkan mitos. Mitosnya mengenai seorang panglima dari bala tentara Fatahilah, Banten, bernama Tan Dipulau, yang menjadi tamu di daerah Marga Semendawai Suku III. Ia datang menggunakan perahu menelusuri Sungai Komering. Tan Dipulau berlabuh dan menetap di daerah Marga Semendawai Suku III, tepatnya di Dusun Kuripan. Keturunan TanDdipulau membuka permukiman baru di seberang sungai atau seberang dusun Kuripan, yang disebut Dusun Gunung Jati. Selanjutnya, Marga Semendawai disebut keturunan Tandipulau dari Dusun Kuripan. Sedangkan untuk di Marga Bengkulah, pembawa dan penyiar Islam adalah Moyang Tuan Syarif Ali dan Tuan Murarob yang berasal dari Banten dan dibantu oleh Tuan Tanjung Idrus Salam.

Tan dipulau dalam Bahasa Komering berarti 'Tuan di Pulau'. Makamnya, yang terletak di Dusun Kuripan, hingga kini masih terpelihara. Masyarakat Komering, khususnya marga Semendawai, sering berziarah kubur ke makam tersebut.

Mitos lain yang beredar dan merupakan sebuah kesalahan besar yang menyatakan bahwa asal-usul Suku Komering masih ada hubungannya dengan Suku Batak di Sumatera Utara, dimana dikatakan bahwa Suku Komering dengan Suku Batak Sumatera Utara dikisahkan masih bersaudara, kakak-beradik yang datang dari negeri seberang. Setelah sampai di Sumatra, mereka berpisah. Sang kakak pergi ke selatan menjadi puyang Suku Komering, dan sang adik ke utara menjadi nenek moyang Suku Batak. Apa yang mendasari pendapat para penulis tersebut, apakah hanya sebatas dari sumber cerita rakyat yang tidak mempunyai bukti kongkrit dan kejelasan akan fakta tersebut. Bahkan cerita rakyat yang menyatakan mitos tersebut tidak diketahui secara menyeluruh oleh semua masyarakat Komering, dan hanya berkembang di daerah Ogan komering Ulu, itupun tidak menyebar secara luas.

Karena jika dilihat dari segi Adat Istiadat, mulai dari rumah dan pakaian adat, makanan tradisional, hukum, tatacara adat serta kebiasaan masyarakat, sama sekali tidak ditemukan kemiripan yang identik yang dapat mendifinisikan bahwa adanya hubungan asal-usul antara Suku Komering dengan Suku batak di Sumatera Utara. Kemudian jika dilihat dari segi etnis atau ras, mulai dari bentuk wajah dan warna kulit, juga tidak ditemukan kemiripan yang identik, karena biasanya orang yang berasal dari Suku Batak memiliki rahang bawah yang lebih tegas dan cenderung membentuk segi dengan tulang alis dan tulang pipi yang sedikit lebih menonjol, berbeda dengan orang yang berasal dari Suku Komering yang memiliki ciri-ciri fisik yang lebih mirip dengan ras Melayu pada umumnya.

Apa yang melatar belakangi pendapat tersebut? lagi-lagi pertanyaan ini sering terngiang pada pikiran kami, bahkan mungkin pada anda semua sebagai pembaca. Dilihat dari segi Bahasa, apakah hanya dikarenakan adanya beberapa kosa kata dari masyarakat Suku Komering ada kemiripannya dengan Suku Batak di Sumatera Utara, jika itu yang mendasari pendapat tersebut, seberapa banyak kemiripan kosa kata yang ada? Kalau hanya terdapat 10 atau 15 kosa kata itu bukan merupakan bukti kuat yang dapat membenarkan pendapat tersebut.

Jika kita cermati dengan lebih rinci kemiripan kosa kata Bahasa Komering juga terdapat pada beberapa kosa kata bahasa sunda, diantaranya: jukut (Sunda) dengan jukuk (Komering) yang berarti rumput, mulang (Sunda dan kKomering) yang berarti pulang, sireum (Sunda) dengan sorom (Komering) yang berarti semut, gancang (Sunda dan Komering) yang berarti cepat, na sebuah inbuhan yang digunakan bahasa sunda yang sama fungsinya dengan imbuhan nya dalam bahasa Indonesia juga digunakan di dalam Bahasa Komering, jelma (Sunda) dengan jelma (Komering) yang berarti manusia.

Tidak hanya dengan Suku Sunda, Bahasa Komering juga memiliki kesamaan kosa kata dengan Bahasa Melayu, baik itu Melayu Palembang maupun Melayu Piawai (Riau, Langkat, Serdang, Siak), Bahasa Aceh bahkan dengan Suku Jawa, diantara kesamaan kosa kata tersebut adalah: kawai (Melayu Piawai dan komering) yang berarti baju, sayu (Melayu Piawai dan Komering) yang berarti sedih atau pikiran jauh, biduk (Melayu Piawai dan Komering) yang berarti perahu, pinggan/pingan (Melayu Piawai dan Komering) yang berarti piring. Kemiripan dengan bahasa Aceh diantaranya, Apui (Aceh dan Komering) yang berarti api, Kulat/Kulak (Aceh dan Komering) yang berarti jamur, Tanoh (Aceh dan Komering) yang berarti tanah, Asu (Jawa dan Komering) yang berarti anjing, Rawang/Lawang (Jawa dan Komering) yang berarti pintu, Sapa (Jawa) dengan Sopo (Komering) yang serarti siapa. Demikian beberapa fakta yang ada, dan sebenarnya mungkin masih terdapat banyak lagi kemiripan kosa kata lainnya, yang tentunya tidak dapat kita sajikan semuanya dalam artikel ini. Dengan beberapa kemiripan kosa kata yang ada antara bahasa komering dengan beberapa Suku di Indonesia tersebut, apakah asal-usul Suku Komering bisa dikatakan ada hubungannya dengan dengan beberapa suku tersebut? sampai saat ini tidak ada yang dapat menyatakan hal tersebut tersebut dengan tegas, karena memang semua itu memerlukan bukti yang benar-benar bisa dipertanggung jawabkan.

Seperti yang kita ketahui bersama, di dalam Suku Komering itu sendiri terdapat paling tidak dua ragam intonasi suara dalam berbahasa (Dialek/Logat), Dialek Suku Komering Marga Bengkulah akan terdengar cenderung berintonasi lebih datar, halus serta tidak mendayu jika dibandingkan dengan Bahasa Komering Ulu (mendiami bagian hulu Sungai Komering) yang intonasinya akan cenderung lebih tegas, tinggi dan mendayu.

Kemudian jika masalah intonasi suara (Dialek/Logat) antara Bahasa Komering pada umumnya (Komering OKU) dibandingkan dengan Bahasa Batak yang memiliki kemiripan, yaitu sama-sama berintonasi dialek/logat yang tinggi dan tegas (keras/lantang) menjadi latar belakang pendapat yang mengatakan bahwa asal usul Suku Komering masih ada hubungan yang erat dengan Suku Batak di Sumatera Utara. Lalu bagaimana dengan kemiripan intonasi antara Bahasa Komering dengan Bahasa Bugis Sulawesi dan suku-suku di Indonesia timur diantaranya Flores, Maluku serta Timor, Dengan fakta tersebut apakah suku Komering bisa dikatakan ada hubungan asal usul yang sangat erat dengan suku-suku tersebut?

Tentu saja, tidak dengan semudah itu kita dapat berargumentasi dan mengeluarkan pendapat, apalagi pendapat itu sangat terkait dengan sejarah dan asal-usul suatu suku bangsa, jangan bermain-main dengan sebuah argumentasi yang nantinya akan merusak paradigma berfikir bagi para penerus generasi sebuah suku bangsa. Dalam hal ini tentunya kami tidak bermaksud untuk menyudutkan suatu pendapat atau argumentasi seseorang, namun setidaknya hal ini kami jadikan sebagai momen untuk mencoba meluruskan sebuah pendapat yang selama ini mulai beredar di masyarakat khususnya masyarakat Komering Ulu.

Demikian tulisan ini kami sampaikan, semoga paling tidak memberikan sedikit pencerahan bagi para pembaca, mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyampaian argumentasi kami, terima kasih

Kamis, 22 April 2010
Hormat Kami:
SIKINDUA PULAU GEMANTUNG

Beberapa Sumber bacaan dan informasi:
- Media Indonesia
- Lampung Post
- Argumentasi beberapa tokoh masyarakat Komering terhadap mitos yang beredar

Yang menyukai catatan ini: Mar Diah, Dedy's Sairuashada Meedy, Desi Poetry and 18 others
 
 
Adhan Taorus Busabar (April 22 at 9:35 pm) Mksh.
 
 
 
 Umar Hasan (April 22 at 10:01 pm) Terus gali sejarah qta.
 
 
 
 Pulau Gemantung (April 23 at 12:17 am) Adhan, jama-jama,,,
 
 
 
Pulau Gemantung (April 23 at 12:21 am) Kiay Muhammad Umar, Insya' Allah, mohon dukungan munih jak kaunyinna, man wat sey salah jak cara atau informasi sey sikam sampaiko katulungan ingokko riek rulusko, man sekirana jak kaunyin wat tambahan informasi atau pendapat hingan munih, jama-jama kita bahas riek sajiko dija. Terima kasih semakkungna,,,
 
Deddy Cyai Manaho (April 23 at 2:05 am) Jempol untuk mu dan teruslah memberi kan informasi2 yg berguna,sukses selalu dan semoga ALLAH SWT selalu bersama kt amiin.
 
 
Masnun Aries Syarif (April 23 at 3:17 am) Trims... Sumber sangat meyakinkan,.. Bs dijdkan referensi. Smga msh ada info2 yg trkini, aktual, tajam n trpercaya. Siapa lg klu bkn qt2, sbgai putra daerah generasi penerus bangsa. Sikam mendukung.
 
 Iwan Asaka Comunity' ( April 23 at 1:54 pm) makasihhhhhhhhh............
 
 
 
Pulau Gemantung (April 24 at 6:20 pm) Terima kasih Sikindua haturko guk Nakan Adhan, Bik Marwiah, Kiay Dedi, Kak Masnun Rik Nakan Iwan, kok sudi singgah dija...
Terima Kasih munih atas dukungan rik doa na, semoga segala kebaikan jak doa sina, tilimpah munih guk kita kaunyinna... Rik bagi sey kok sudi nginjuk cap jempolna: Okta Mursalin, Ogueed Van Sabah, Marwiah Santoso, Muhammad Syarifuddin, Masnun Aries Syarif, Dedi Conaico Hagana, Alwi Ab, Pahrul N' Pasai, Nasir Maranai Shabah, Dien Sahoda, Apriansyach Taufik, Syamsul Bahrin Pulgem, Rini Melisa Putri. Terima kasih sabalak-balakna... Payu jama-jama kita jago warisan sejarah, budaya rik adat kita, dang sampai lobon ditelan zaman, dang sampai lekang jak ingo'an keturunan... Salam Hormat dan salam sekolpah jak Sikindua Pulau Gemantung.

Lemi Normawati (June 22 at 7:05 pm) terus bagikan informasi tuk kita kaunyin,mari pandai di asal muasal dan bangga lahir di daerah komring.


Pulau Gemantung (June 23 at 2:57 pm) Yu terima kasih atas support-na... insya Allah Sikinduwa rik beberapa admin FB Pulgem barihna terus & terus menggali informasi rik kekayaan budaya tiuh kita. Tapi aman sekirana Kolpah kaunyin wat hikayat, cerita, informasi, bahasan, gurauan..., ataupun apia asak wat hubunganna rik tiuh kita, hingan sharing (bagi-bagi) dija... Thx... ^_^

35 komentar:

  1. bahasa kham gegoh ( sama) hinno juga menunjukko kham ji muakhi, asal ni jak sekala brak,, salam angkon jak sekindua jama liwa,,

    BalasHapus
  2. Makka hal na yo.. man tulisan mu ku injam

    BalasHapus
  3. Nyak panuju men pendapat kitaja layon sanga suku re' batak, men kisah tan tipulau makwat. Tandipulau ho wali ja' mesir layon panglima fatahillah.

    Salam, ahmad subhan anak putu keturunan langsung jak tandipulau. Tanyako rek sai pandai arti "anak putu"

    BalasHapus
  4. etnis lampung adalah suatu etnis yang besar.yang terbentang luas dan telah berkembang sangat lama sebagai melayu tua.banyak misteri dan rahasia yang belum terkuak dan dengan semua komplektisitas yang butuh kebersamaan kita semua sebagai bagian nya dengan sub suku sub suku nya agar mengangkat harkat dan martabat nya bersama agar terpandang dan di akui kontribusinya.banyak sejarah kegemilangan etnis ini terutama sub suku komering.akhir2 ini begitu marak artikel tentang dugaan dan ekplorasi tentang ibu kota awal kerajaan sriwijaya.yang disebut para pakar sejarah adalah MINANGA tapi sayang dalam literatur nasional di klaim di jambi dengan nama nya BINANGA bkn minanga.sedangkan jelas dalam prasasti yg di temukan di sebut MINANGA.yang menurut penelitian yang di muat dlm jurnal amerika di sebutkan adalah di MINANGA komering yang awal orangnya dari dua gunung(PESAGI,SEMINUNG) yang di latari danau(RANAU). tabik jama kuti sunyinni kilu mahap rik angkon jak sikam mekhanai krui.salam kenal salam muakhi ram tumbai sa sai kedatuan kedatuan pemangggilan(ranau,komering,krui"lam-bar)
    guna nambah referensi kunjungi juga blog ku:greatlampung.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. he he he ngaco komering jumlah jiwanya jauh dengan lebih banyak dari orang lampung .dan orang komering minanga itu adalah pebinis tulen dan mereka keliling sampai kemana mana

      Hapus
    2. he he he ngaco komering jumlah jiwanya jauh dengan lebih banyak dari orang lampung .dan orang komering minanga itu adalah pebinis tulen dan mereka keliling sampai kemana mana

      Hapus
  5. sedangkan polemik tentang suku komering dan suku lampung dalam kaitannya.sama seperti suku batak dengan'" suku karonya,toba,simalungun,pakpak,mendailing,".yakni suku batak sebagai etnis utma sedangkan yang lainnya adalah sub suku nya.jadi wajar saja jika kita kurang memahami kaitan antar nya kan menimbulkan kerancuan.apalagi di tambah kefanatiakan sukuis,ke ingin tahuan yang besar dlm mengidetifikasi identitas,dengan keterbatasan pengetahuan tentangnya.tapi yangpastinya jika kita membuka tambo tua tanoh marga,jurai(sisilah keturunan dan kekerabatan)akan sangat jelas bahwa kita satu etnis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jika kita bahas tentang sriwijaya masih bnyak bukti yg belum terkumpul denga benar dan masih menjadi misteri. tapi mengenai komentar anda tentang kesamaan antara suku komering dengan batak mungkin ada bener nya.tks salam saya David Kurniawan S.Kom dari kesukuan melayu palembang

      Hapus
  6. SANG GURU SAKTI (RAJA DAENG BANUA) di Danau Toba mempunyai seorang anak bernama SI RAJA LAPPUNG (SANG BEGEDUH) yang nantinya menurunkan Suku Lampung, Pasemah, Rejang, Semende, Ogan dan Komering..

    1. SI RAJA LAPPUNG (SANG BEGEDUH) pergi Ke Bukit Pesagi Lampung
    2. SANG PUTRA GURU
    3. SANG UMPU GAJAH
    4. SANG RAPA BISA
    5. SANG BIMA TUNGGAL
    6. SANG SAPU GAJAH
    7. SANG HYANG SAKTI NYATA (RAJA DIWA SEBIJI NYATA di Sriwijaya Jambi) menikah dengan Putri Pesagi anak RATU PESAGI 1 di Bukit Pesagi Lampung yang juga masih keturunan SI RAJA LAPPUNG.
    8. UMPU KESAKTIAN MENJITU (RATU DI KUALA SAKHA di Lampung) atau RAJA MEGAT/ RAJA JUNGUR atau RATU PESAGI 2; Beliau mempunyai 6 saudara yang menjadi Raja di Negerinya masing2 yaitu Ogan, Komering, Rejang, Semende dan Pasemah.
    9a. UMPU SETUNGAU (PUTRI SETENGGANG) atau PUTRI TUNGGAL, menikah dengan Raja Suku Kaur-selabung bernama TUAN KEPALA JURAI.
    9b. UMPU HALOM (RAJA MAWANG) atau RATU PESAGI 3
    10a.UMPU SERUNTING SAKTI di PUGUNG RANAU
    10b.UMPU DALUNG SAKTI (UMPU KUASA) atau RATU PESAGI 4.

    Dari dua keturunan berikutnya inilah yang menurunkan Lampung Pepadun (Kelompok dari Ranau) dan Lampung Pesisir (Kelompok dari Pesagi)...

    BalasHapus
    Balasan
    1. UMPU HALOM berputra 3 orang yaitu DALUNG SAKTI, TAMBAKUKHA dan BELANG TUNDUN... Dari ketiga putranya ini dipastikan menurunkan 3 saudara sepupuan yaitu SANGHYANG RESI PANDITHA KANYANGAN), PUYANG KUASA dan PUYANG SERATA DILANGIT.. SRP KANYANGAN dimungkinkan di tanah pasundan dikenal dgn nama RESI SUSUK LAMPUNG... Beliau mempunyai putri bernama PUTRI RATNA SARKATI yg menikah dgn ANGGALARANG atau PRABU NISKALAWASTU KENCANA (Raja Sunda-Galuh, yg jg kakek dari Prabu Siliwangi)... sedangkan PUYANG KUASA mempunyai putri bernama DAYANG MUSTIKA yg bersuami NAGA BRISANG 2 bin PUYANG JAYA NAGA (SEKANDAR ALAM, Raja di Bukit Seguntang???) bin NAGA BRISANG 1 (RAJE DIWA GUMAI) bin PUTRI SETUNGAU bin RATU DIKUALA SAKHA (ATUNG BUNGSU) bin SANGHYANG SAKTI NYATA (RAJA DIWA SEBIJI NYATA atau PUYANG KURUNGAN DEWA???)... Putri Ratna Sarkati mempunyai anak Prabu Susuk Tunggal... Dan Prabu Susuk Tunggal mempunyai anak RATU SEKERUMONG... RATU SEKERUMONG mempunyai anak PANGERAN KEKUK SUIK, PUTRI SINDI dan PUTRI BEDARAH PUTIH (ibu dari Raden Fatah /Sultan Demak yg mempunyai cucu Arya Penangsang atau RATU SAHIBUL ALAM????)... Sedangkan untuk Putri Dayang Mustika mempunyai anak Putri Bulan Indrawati... Putri Bulan Indrawati mempunyai anak Naga Brisang 3 dan Naga Brisang 3 mempunyai anak 5 yaitu PUYANG KESAKTIAN, PUTRI BULAN BAKHA, PUTRI BULAN PURNAMA, SINJAKH BULAN, dan BULAN TEMANGGAL... Kira2 dizaman inilah mulai datang yg dinamakan dgn PAKSI PAK (UMPU BELUNGUH, UMPU NYERUPA, UMPU PERNONG dan UMPU BEJALAN DIWAY)... Jadi salah jika beranggapan Keempat Umpu dari PAKSI PAK adalah yg menurunkan seluruh suku Lampung saat ini... Karena jauh sebelum kedatangan mereka di Lampung itu sendiri sudah ada keturunan dari SANGHYANG SAKTI NYATA dari Sriwijaya Jambi... Keturunannya sebagian sudah menyebar keberbagai pelosok negeri di Tanah Lampung sebelum datangnya UMPU2 PAKSI PAK... Dan sebagian besar sudah memeluk islam sejak zaman PUTRI BULAN INDRAWATI, karena beliau menikah dgn SYEKH dari Timur Tengah... Belum Islamnya aturan Adat Istiadat Lampung yg dipimpin oleh RATU SEKARMONG di Pesagi dikarenakan keadaan yg sama seperti di KERAJAAN PAJAJARAN (SUNDA GALUH) asal muyang dari Ratu Sekarmong... Ratu Sekarnong diperkirakan hidup sezaman dgn PRABU SILIWANGI (SRIBADUGA MAHARAJA)... Benang merahnya sudah terbuka karena Putri dari Ratu Sekerumong dari suami kedua dari BUAY SEMENGUK MULANG HAJI (Ulama Islam/WaliPutih/berkaitan erat dgn Waliaongo????) yaitu PUTRI BEDARAH PUTIH (ibu Raden Fatah???) dan Putri dari PRABU SILIWANGI yaitu PUTRI RARA SANTANG adalah sama2 Istri dari RAJA CHAMPA ISLAM yaitu SULTAN MALIK ISRAIL atau ABDULLAH UMDATUDDIN bin ALI NUR ALAM bin SYEKH HUSEIN JAMALUDIN KUBRO... Rara Santang mempunyai anak SYARIF HIDAYATULLAH dan Putri Bedarah Putih dimungkinkan mempunyai anak RADEN FATAH... keturunan Raden Fatah di Komering adalah RATU SAHIBUL ALAM (ARYA PENANGSANG) dan Keturunan Sunan Gunung Jati di Lampung Pesisir diperkirakan ada 2 yaitu dari RATU DARAH PUTIH dan PANGERAN JAYA KELANA... Ditambah lagi perkawinan dgn Keturunan SULTAN MAULANA HASANUDDIN di Lampung Pesisir sehingga membuat Adat Lampung Pesisir terutama di bagain selatan sangat kental pengaruh Islamnya... Wallahualambissawab...

      Hapus
    2. Ass. Salam angkon... saya masih punya sebagian silsilah yang puakhi sampaikan diatasn ditulis diatas bilah bambu, semoga masih dapat terus kita gali, amien

      Hapus
    3. Ass. Salam angkon... saya masih punya sebagian silsilah yang puakhi sampaikan diatasn ditulis diatas bilah bambu, semoga masih dapat terus kita gali, amien

      Hapus
  7. Ya Alloh, tanpa disengaja akhirnya saya membuka blok ini. Blok "JOLMA RAM PULAU KEMANTUNG - PODA RAM SAHUWONAN" Asal usul orangtuaku "Drs. M. Umar Thoyib". Bangga hati bercampur rindu mendengar saudara2ku berkumpul di sini. Meskipun saya dilahirkan dan dibesarkan bukan di Pulau Gemantung, tapi di Palembang, akan tetapi dari sejak kecil saya selalu mendengar Orangtuaku berbahasa komring di rumah. Nyak mak pandai nihan nyawakona, tapi nyak ketoduh mon dongin tian ngumung bahasa tiuh.. hehehe.. Semoga adat dan bahasa kita orang komering tetap lestari. Aamiiin. Kilu maaf mon nyak wat salah ngumung yu.. Salam Hormat kami: Ahmad Muhaimin Bin M. Umar Thoyib (Pulau Gemantung). Ganta nyak ngaman di Jambi. Buat saudara2ku yg tingal di Jambi, mak ka salahna kita silaturahmi guwai persatuan dija.. Hatur pamit pai. Wassalaamu'alaikum Wr Wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayah saya dari Pulau Gemantung (OKI), sedangkan almarhumah ibu saya dari Dusun Adumanis (OKI), yang kedua2nya dari Suku Komering.

      Hapus
    2. Maksud saya ibu dari Dusun Adumanis (OKU). Maaf salah ketik

      Hapus
  8. maaf, salah ketik maksudnya adumanis OKU

    BalasHapus
  9. astaga.. bokahna. uwat munih yo sai ambahas jolma kumoring d internet.. lanjutko.. nyak panuju nihan. asal dang ga riok, angguai ritok. payda kita jama-jama bersilaturahmi rik blog-blog kumoring. salam kiyay, niay jak Minanga tongah rik ulak baru.. :-D

    BalasHapus
  10. Sai ku dongi jak sai tuha" sikam asal muyang tuan di pulau ho jak mesir
    Sai keturunan nana golar na anak putu

    BalasHapus
  11. Salam jak kota negara madang suku 2

    BalasHapus
  12. salam jak nyak asli kumoring jak tiuh surabaya,tinggal di bandung ganta,lanjukko curita sejarah kumoring,bakna nyak kurang pengetahuan sejarah kumoring,luah SMP nyak kok ngarantau,mudah2an nyak lobih mengenal lg asal usulku rik ambukak blog sija,tarimakasih kolpah

    BalasHapus
  13. Salah yna kolpah,.
    Gunung jati , kuripan rik campang tiga
    lokok jaoh jak kburan muyanG tuan di pulau (HAMMIM DULL HAMMIM)
    Kburan muyang tuan di pulau ho,sinada di pulau liba tiuh sikam NEGERI SAKTI nganamai tiuh skam juga muyang tuan di pulau. melalui mimpi seorang khotib di jaman payjana. sdangkan kuripan ho di hulu tiuh sikam,jadi sai sabonorna adalah kuburan muyang tuan di pulau= pok pulau. di liba negeri sakti rik disibrang negeri sakti pindah..
    Tarimakasih

    BalasHapus
  14. Semoga bisa lebih tau komering,nonang lampung. Org tua jateng

    BalasHapus
  15. Kerajan sriwijaya masih menjadi mister, tetepi menurut sayaletaknya di komering semoga lekas muncul

    BalasHapus
  16. Nyak jak seritanjung kec tanjung lubuk oki simoga kita silalu dijuk kesahatan lah allah rik kita sanga kecamatan tanjung lubuk dilimpah kona rahmad rezeki dan kesihatan aminnn

    BalasHapus
  17. Salam kolpah,nyak jak tanjung lubuk.cerita di tiu ku jerambah kayutulak.

    BalasHapus
  18. Alhamdulillah, salam jak putra kombet, walaupun nyak mak lahir di kumoring tapi amun di lembahan mak prnah tinggal sikam bebasa, amun cak umak riek ubak, dang ngaku jolma kumoring mun mak pacak bebasa.. ��
    Teruskan menggali informasi agar bermanfaat buat kami yg ingin tau sejarah kampung halaman nenek moyang.. ��
    Salam kolpah piwari

    BalasHapus
  19. Alhamdulillah, salam jak putra kombet, walaupun nyak mak lahir di kumoring tapi amun di lembahan mak prnah tinggal sikam bebasa, amun cak umak riek ubak, dang ngaku jolma kumoring mun mak pacak bebasa.. ��
    Teruskan menggali informasi agar bermanfaat buat kami yg ingin tau sejarah kampung halaman nenek moyang.. ��
    Salam kolpah piwari

    BalasHapus
  20. Pantaskah saya mengaku komering kalo saya sendiri gak tau bahasa komering,pdahal kakek saya pensiunan tni orang komering kotanegara,yang anak dan cucu nya lahir dan.besar di lampung.

    BalasHapus
  21. Assalamualaikum salam kenal nyak jak mangulok oku timur

    BalasHapus
  22. Bahasa komering "ipon"sama dgn bahasa batak "ipon" bahasa batak, sunda, komering "jalma" sama dengan orang. Hemb.

    BalasHapus
  23. Salam jak kemiling-lampung... Asli pulau gemantung...

    BalasHapus
  24. Salam dari komering carom.. Di lampung... Nya' asli komering pulau gemantung

    BalasHapus
  25. Assalamualaikum salam kenal nya' jak pulau gemantung anak drs. Hasan ibrahim / yusuf / cahya komala
    Tapi mak pandai bahasa komering :)

    BalasHapus